SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Minggu, 30 Januari 2011

Kesederhanaan Seorang Presiden Iran

Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:
"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan
padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Yang menarik ketika ada wartawan Jepang yang menanyakan tentang kontroversi program nuklirnya. “Tuan Presiden, kenapa Anda masih mempertahankan pengembangan teknologi nuklir yang mengancam perdamaian dunia ? ”Anda seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan kami (Iran), Anda harusnya lebih khawatir kepada negara yang pernah menjatuhkan bom nuklir ke negara Anda”, jawab Ahmadinejad.

Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang membuat orang ternganga dan terheran-heran :

Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

Perjalanan Panjang

Perjalanan panjang telah kami tempuh dengan perjuangan dan kebersamaan adalah kunci keberhasilan kami. Puncak kebesasan telah kami daki bersama-sama. Kami berjalan dan berjuang dengan senang dan sederhana. Tiga perjalanan panjang telah kami tempuh semua dengan suka cita.

Kesederhanaan Bung Karno


Kebiasaan makan Bung Karno sederhana sekali. Kalau makan di istana, hanya dengan tangan, tidak pakai sendok dan garpu. Ini kebiasaannya sejak dulu, terutama kalau makan bersama keluarga. Nasinya hanya satu mangkok kecil. Yang paling digemari sayur lodeh, sayur asam, dan telur mata sapi. Juga ikan asin goreng dan sambal. Sambalnya tidak dipindah dari cowek atau ditaruh di piring kecil. Tapi harus tetap di cowek (cobek). Benar-benar menu rakyat biasa. Ia juga suka kopi tubruk, sayur daun singkong, sawo, dan pisang.

Kalau pagi suka minum kopi tubruk. Resepnya, satu cangkir diisi dengan satu sendok kopi dan satu setengah sendok gula. Sarapannya tempe goreng atau roti bakar dan dua sendok teh madu tawon, telur ayam mata sapi. Kalau sudah selesai makan, BK selalu merokok satu batang rokok States Express (“555″).

Suatu hari, selesai jalan-jalan di Istana Merdeka Bung Karno mengajak Letnan Soetikno, pembantu ajudan presiden dan Mangil ikut makan pagi. Menunya sederhana. BK makan satu mangkok kecil nasi, sayur daun singkong, sambal, dan ikan asin goreng. Buahnya sawo dan pisang. Ia makan pakai tangan, sedang Letnan Soetikno dan Mangil pakai sendok dan garpu. Minumnya hanya teh. Sambalnya ditaruh di cobek, lengkap dengan munthu-nya.

Kalau minum manis, BK tidak mau pakai gula, tapi sakarin. Ia juga suka makan sate ayam di Pantai Tanjungpriok bersama putra-putrinya. Kalau pergi ke rumah makan, terutama RM Tungkong di Menteng (sekarang namanya RM Cahaya Kota), BK senang mi goreng, nasi goreng, ayam goreng, atau sate ayam.

Soal pakaian, BK paling teliti. Kalau ada wartawan atau kawan berpakaian kurang rapi, atau dasi miring, langsung dia betulkan. Ia sendiri kalau berpakaian sangat rapi.

Pakaian hariannya sederhana. Kalau ada yang robek, diperintahkan menjahitnya kembali dan terus dipakai lagi.

Apalagi kalau pakaian sangat disenangi, sungguh pun sudah robek dan sudah jahitan, tetap dipakai. Termasuk sandal, lebih senang memakai yang sudah lama, hampir rusak. BK juga paling gemar dengan kursi rotan yang sudah lama dipakai. Alasannya, kursi rotan lama akan mengikuti bentuk tubuh pemakainya. Jadi, lebih enak diduduki.

Kesederhanaan

Sebuah kata yang terdengar tidak asing di telinga kita "Kesederhanaan". Sebuah kata yang cukup menggambarkan sosok seorang yang menerima keadaan dengan apa adanya dan penuh suka cita. Seseorang yang menjalani kehidupannya hanya bersama saudaranya. Hidup serba kekurangan, tapi tidak mematahkan semangatnya untuk tetap berbuat baik kepada semua orang.

RENTANG MASA

 Bab 1-Kisah Pertama (Tiba-tiba merasa, "Rindu Kamu Mas". Lirihku dalam hati). “Kenapa masih di sini? apa kamu tidak d... Baca sel...